Rabu, November 23, 2011

Filosofi Lebah Versi 1

Filosofi Lebah

Pada waktu kecil dulu, saya dan teman-teman suka main bersama. Suatu hari kami main ke lapangan bola sambil membawa ketapel untuk berburu burung. Di pinggir lapangan, ada beberapa pohon mahoni yang besar-besar. Sambil melihat-lihat siapa tahu ada burung yang sedang hinggap di dahan atau rantingnya, kami mengamati dengan seksama. Tak ada satu burung pun kami lihat, tapi mata saya menemukan sebuah benda bulat kecoklatan sebesar tempurung kelapa tergantung di sebuah ranting dan benda itu dikerumuni banyak lebah. Ya, tak salah lagi itu adalah sarang lebah penyengat yang tubuhnya coklat dengan ujung perut berwarna kuning. Tak lama kemudian saya memberitahu teman-teman, dan tanpa dikomando ketapel kami rame-rame menyerbu sarang lebah itu tanpa ampun. 

Tanpa menunggu lama, beberapa batu kerikil peluru ketapel kami mengenai sasaran hingga hancur. Tak disangka-sangka, tiba-tiba puluhan lebah keluar dan terbang rendah mencari musuh yang telah merusak sarangnya. Beberapa teman lari terbirit-birit dikejar lebah yang sedang marah. Ada juga yang disengat hingga menangis. Sementara itu, seorang teman memberitahu agar saya dan yang lain tiarap untuk menghindari kejaran lebah-lebah tadi. Benar juga…, sambil tiarap di atas rumput, di atas kami menderu dengung lebah-lebah yang terbang ke sana - ke mari mencari dan menunggui kami. Setelah hampir satu jam, baru lebah-lebah itu terbang kembali ke pohon, dan akhirnya kami pun pulang dengan perasan takut masih membayangi.
Mengingat pengalaman di atas, trauma juga bila berhadapan dengan lebah. Pernah juga pipi dan tangan ini bengkak oleh sengatannya. Namun bila direnungkan, serangga yang satu ini memiliki beberapa tabiat/kepribadian yang patut kita contoh.
  1. Makanan lebah adalah sari bunga
    Dari dulu hingga sekarang, lebah selalu memakan sari bunga yang manis. Tak pernah keliru satu kali pun lebah memakan ampas kedelai atau meminum air comberan, walau saat itu tak ada makanan satu pun ia temui.
    @
    Hal ini memberikan kita inspirasi untuk selalu memakan makanan yang baik dan jelas kehalalannya. Halal baik substansinya, maupun cara mendapatkannya. Pastikan bahwa apa yang kita makan adalah makanan yang halal dan bergizi, (dan bergizi itu tidak harus mahal). Jadi, seorang koruptor yang makan dan menghidupi keluarga dari hasil korupsinya, tidakkah ia malu dengan seekor lebah?? 
  2. Ke mana pun lebah hinggap, tak ada ranting yang patah
    Tubuh lebah yang mungil, membuat ia leluasa terbang dan hinggap di mana pun tanpa merusak tempat ia berhenti. Sekecil apa pun sebuah ranting pohon, tak ada yang patah dihinggapi seekor lebah. Lebah tak pernah dapat masalah dan menjadi masalah di mana pun ia hinggap.

    @
    Hal ini memberikan kita inspirasi untuk dapat beradaptasi dengan baik di mana pun kita berada. Di mana pun kita tinggal, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang ada. Seperti kata pepatah, "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung." Sebisa mungkin kita menebar manfaat di mana pun kita berada.
  3. Sekali terusik, lebah akan menyerang musuh tanpa ampun
    Lebah bila tidak diusik atau disakiti, maka akan bersikap bersahabat dan tidak membahayakan siapa pun. Namun seperti cerita di atas, sekali lebah diusik tanpa salah, maka mereka akan mengejar musuhnya tanpa ampun. Walaupun kita sudah terjun ke sungai, tetap saja mereka menunggui kita. Sekali kepala kita muncul dari air, maka mereka akan serentak menyerang dan menyengat tanpa ampun.

    @
    Hal ini memberikan kita inspirasi untuk bersikap ksatria. Sekali harga diri kita dihina, dilecehkan, atau direndahkan, maka kita harus bangkit mengepalkan tangan membelanya. Apalagi bila harga diri atau kedaulatan bangsa dan negara kita yang jadi korban, maka kita wajib spontanitas membelanya, walau nyawa taruhannya.
  4. Tiada yang dihasilkan lebah kecuali madu
    Dari bahan yang berharga akan dihasilkan produk yang berharga pula. Begitu juga dengan lebah, tiada yang dihasilkannya kecuali madu. Madu lebah sangat manis dan mengandung manfaat yang sangat banyak untuk kesehatan dan pengobatan. Tidak pernah saya dengar ada lebah yang error dan keliru menghasilkan limbah. Karena kelebihan lebah yang dapat menghasilkan madu inilah, Tuhan sampai mengabadikannya dalam kitab suci.

    @
    Hal ini memberikan kita inspirasi untuk tidak menghasilkan sesuatu dalam hidup ini kecuali yang berharga dan penuh manfaat bagi orang banyak. Semua profesi menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa. Bila kita sudah belajar dari lebah, maka tiadalah produk tersebut tersaji melainkan dengan kualitas yang terbaik dan penuh manfaat.

    Dewasa ini, banyak produser film yang memproduksi film yang merusak moral. Banyak fotografer yang foto-fotonya meracuni pikiran orang yang melihatnya. Banyak juga website-website yang isinya menghancurkan moral, dan masih banyak lagi. Tidakkah mereka belajar kehidupan dari lebah??

    ~~~
Demikianlah sahabat yang budiman, semoga kita bisa belajar kepribadian dan filosofi hidup dari hewan bernama lebah tersebut, sehingga hidup kita menjadi lebih bermakna dan sukses pun akan semakin dekat dengan kita. Semakin hidup kita bermanfaat bagi sesama, semakin terasa indah hidup ini.
Selamat belajar! 

Agus Riyanto
Sukses sejati, sukses dunia - akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer